Hai...
Apa kabar semua? Kali ini aku mau cerita tentang pengalamanku mengikuti LCC 4
Pilar MPR RI tingkat Kota Palangka Raya 2015. Sebelumnya, aku mau jelasin dulu
apa itu LCC 4 Pilar MPR RI. LCC 4 Pilar MPR RI itu sendiri adalah lomba yang
diadakan oleh MPR RI sebagai salah satu sarana pemasyarakatan nilai-nilai 4
Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, UUD
1945, dan NKRI) di kalangan remaja. Dengan diselenggarakannya lomba ini, mereka
berharap kalau anak muda di Indonesia sekarang akan lebih mengerti tentang 4
Pilar dan menghargai negaranya. Bisa dibilang kalau ini adalah salah satu
langkah penanaman rasa nasionalisme juga, soalnya kita bakal belajar banyak hal
tentang hukum dan politik yang pastinya bakalan bikin kita berpikir lebih
kristis menyangkut permasalahan negara. Dan maksud lainnya, mungkin, mencari
bibit baru buat jadi anggota DPR, DPD, DPRD, MPR, MA, MK, dsb.
Hmm...
berat, ya? Gak cuma juga, kok. Kalau dijalani malah asik banget. Kita jadi
ngerti gimana tata cara pengangkatan presiden, tugas MA, MK, ataupun KY,
wewenang DPR, DPD, dan DPRD, serta banyak hal lainnya. Memperlajari hal ini
juga jadi buat kita tahu, kalau ada suatu permasalahan, kira-kira lembaga yang
mengatasinya lembaga apa, sih? Bukan malah kalau ada masalah dikit-dikit
langsung ke Presiden. Intinya, pemikiran kita jadi lebih terbuka. Jadi gak
malu-maluin, nuduh DPR harusnya begini begitu, padahal hal itu bukan tugasnya
DPR. hehehe...
Oke,
lanjut. Jadi, ini lombanya cuma mengupas tentang 4 Pilar MPR RI? Jawabannya,
enggak. Kan nama lombanya 4 Pilar MPR RI, jadi kita juga belajar segala sesuatu
tentang MPR, kebudayaan RI (kayak lagu, pahlawan, rumah adat, dll), berita masa
kini, dsb.
Tahapan satu babak perlombaan ini ada
tiga, yaitu tematik, benar-salah, dan satu lawan satu. Kita mulai dari tematik,
pada babak ini, setiap tim (satu tim sepuluh orang dan setiap babak akan ada
tiga tim) akan mendapat satu soal uraian yang dapat dijawab oleh semua anggota
tim selama tiga menit. Soalnya macam-macam, pada tahun 2012-2014, kebanyakan
soal yang keluar adalah TAP MPR, makna salah satu pasal UUD 1945, atau hal-hal
lain yang sistemnya harus menghafal. Tapi, untuk tahun 2015, sistem ini sudah
berubah. Jadi, pertanyaan yang keluar adalah seputar permasalahan yang
dihadapin Indonesia saat itu dan bagaimana kamu menghadapinya secara kontra/pro
tergantung hasil undianmu. Contohnya, salah satu masalah yang pernah heboh di
Indonesia sekitar pertengahan tahun 2015 adalah penenggelaman kapal asing
ilegal di perairan Indonesia. Nah, kalau dapat undian kontra, kamu harus
jelasin kenapa kita sebaiknya gak melakukan hal itu dan apa solusi lainnya
kalau gak harus ditenggelamkan. Begitu juga sebaliknya. Lebih bagus lagi kalau
kamu nambahin dasar hukum kenapa pendapat kamu itu lebih bijaksana untuk
dilakukan (misalnya, pasal UUD 1945). Pokoknya, sejenis debat gitu, deh. Jadi,
buat babak ini, kamu harus banyak-banyak baca berita, mikir cepet, dan pinter
ngomong. Selanjutnya, babak benar-salah, dibabak ini MC bakal mengajukan suatu
pernyataan dan tugas kita cuma mentuin pernyataan itu benar atau salah. Cara
nentuin benar/salahnya bisa pakai bendera atau voting pad, tergantung ketersediaan alat di daerah kalian. Babak
ini kelihatannya agak mudah, ya? Padahal enggak sama sekali. Kita harus
bener-bener fokus sama apa yang dibilang sama MC-nya dan gak boleh nyontek sama
temen satu tim sendiri. Kalau ketahuan, nilainya bakal gak dihitung. Pernyataan
yang keluar dibabak ini biasanya selalu ada dibuku (TAP MPR, makna pasal,
pengertian istilah kayak apa artinya otonomi daerah, dll) jadi tinggal banyakin
baca dan dipahami bener-bener aja apa maksudnya, soalnya beda satu kata aja
makna suatu pernyataan bakal beda banget, contohnya warga negara dan penduduk,
sekilas sama aja padahal artinya beda (buka UUD 1945, deh, pasal 26 ayat (1)
dan (2)). Nah, yang terakhir sekaligus yang menentukan, babak satu lawan satu.
Pada babak ini, satu persatu anggota tim harus maju ke podium dan rebutan
menjawab soal yang dibacakan oleh MC. Sulitnya adalah karena lagi-lagi kita
harus menjawab sendiri dan gak boleh bekerja sama dengan tim. Soal pada babak
ini hampir sama kayak babak benar-salah, cuma format pernyataannya diubah ke
pertanyaan. Babak ini disebut jadi babak penentuan karena poinnya paling besar.
Poin buat tematik adalah 0-25, sedangkan buat benar salah (10 soal) itu
dihitung dari banyaknya jumlah anggota tim yang jawab tepat, misal yang jawab
tepat ada 8 maka poinnya 8 dan setiap tim bisa dapat nilai yang sama pada babak
tematik maupun benar-salah. Sedangkan buat babak satu lawan satu, setiap soal
(totalnya 10) hanya boleh dijawab oleh satu tim, kecuali salah, bakal dilempar
ke tim lain tapi hanya untuk satu kali pengulangan. Poin benar 10 dan salah -5.
Nah,
itu dia sekilas (sekilas banget, ya? Wkwkwk) tentang LCC 4 Pilar MPR RI.
Selanjutnya kita beralih ke pengalamanku kenapa sih bisa ikut lomba ini. Jadi,
pencarian murid-murid yang mau ikut
lomba ini udah dimulai dari kelas satu. Awalnya, pas ulangtahun sekolah kita
bulan Agustus 2013 diadain lomba LCC 4 Pilar MPR RI tingkat sekolah, tapi jelas
gak serumit yang beneran sih soalnya. Waktu itu, aku sama dua orang temanku di
kelas ikutan lomba ini mewakili kelas. Kita sih, awalnya cuma mau main-main
aja, belajar juga enggak, jawab soal sambil ketawa-ketawi lagi. Waktu babak
benar-salah juga kita cuma pake perasaan aja jawabnya. Tapi, ternyata kita
berhasil masuk final di sekolah dan jadi juara harapan 1 (juara 1, 2, dan 3-nya
adalah kakak kelas, jadi kita sombong dikit bolehlah, wkwk). Dari situ, kita
udah mulai dilirik sama guru PKN buat ikutan lomba ini, tapi belum mulai
latihan soalnya mau disaring lewat hasil ujian semester mapel PKN, dan ternyata
nilaiku lumayan tinggi. Jadi, fix-lah murid-murid yang hasil ujian semester mapel
PKN bagus dipanggil buat ikut pelatihan LCC 4 Pilar MPR RI 2014. Waktu itu
sekolah kita dibagi jadi dua tim, tim A dan B. Di tim A, anak kelas satunya ada
aku, Winney, Tama, sama Shelva. Sedangkan kakak kelasnya ada Kak Sri sebagai
ketua, Kak Rinaldo, Kak Brian, Kak Melati, Kak Kiki, dan Kak Ivana. Di Tim B,
anak kelas satunya ada Bella, Beky, Dila, Puput, sama Rara. Sedangkan kakak
kelasnya ada Kak Said, Kak Andri, Kak Kurnia, Kak Alfia, dan Kak Arsil. Tahun
2014, kita berhasil jadi juara 1 dan 2 LCC 4 Pilar MPR RI tingkat Kota Palangka
Raya. Tapi... waktu kita melaju ke tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (yang
dikirim ke Provinsi juara 1 dan 2), dua tim dari SMAN 2 Palangka Raya sama-sama
gugur. Sedih banget waktu itu, soalnya kita gugur pas di babak penyisihan,
kalau di semifinal mending dikitlah. Waktu timku gak lolos, aku biasa aja, sih.
Cuma waktu itu aku sama Shelva udah gak niat ngapa-ngapain. Kita berdua bahkan
malas buat ganti baju seragam pas udah sampai di hotel. Bahkan, waktu kakak
kelas kita mencoba ngehibur kita dengan ganti channel TV ke acara Stand Up
Comedy, aku sama Shelva gak ada ketawa sama sekali. Entah karena kita lagi
sedih atau memang itu pesertanya gak lucu, wkwkwk. Anehnya, aku justru nangis
pas tim B yang gak lolos. Mungkin karena waktu timku kalah, kita gak ada yang
nangis. Jadi, aku juga biasa aja. Sedangkan pas tim B yang gak lolos, banyak
anggota tim B yang nangis jadi aku rada kebawa suasana kali, ya. Apalagi pas
denger Kak Alfia nelepon mamahnya sambil nangis. Dari situ kita (anak-anak
kelas 10) bertekad kalau tahun depan (2015) kita musti lolos ke Nasional.
Akhirnya,
pas bulan januari 2015, kita mulai cari bibit baru pengganti kakak kelas buat
ikut LCC. Waktu itu tesnya adalah menghafal pasal 1-7C UUD 1945 sampai akhirnya
terpilihlah 12 anak yang nilainya paling tinggi (sebetulnya, awalnya kita cuma
cari 11 anak, tapi berhubung Rara mengundurkan diri dengan alasan fokus
sekolah, jadinya ditambah menjadi 12). Anak-anak itu adalah Fiqi, Tala, Friska,
Mita, Yoan, Elizabeth, Farid, Puja, Ruth, Nindya, Tritunggal, dan Ersa. Kembali
lagi, kita dibagi jadi dua tim. Tim A ada aku, Shelva, Tama, Winney, Bella,
Beky, Dilla, Puput, Fiqi, dan Tala. Sedangkan tim B-nya ada Friska, Mita, Yoan,
Elizabeth, Farid, Puja, Ruth, Nindya, Tri, dan Ersa. Banyak banget, ya?
Kebayang dong, kalau kita ngumpul itu ributnya kayak gimana? Wkwk.
Pada awalnya, timnya kita emang ada 10
orang tapi karena ada kebijakan baru dari pusat (MPR RI) akhirnya satu tim jadi
9 orang aja dan waktu itu jujur rasanya berat banget buat milih siapa yang
harus dikeluarin. Pilih buat yang dikeluarin dari tim A waktu itu adalah Fiqi
dan Tala, karena mereka berdua masih anak kelas X. Tapi sedangkan buat tim B
kita serahin ke mereka maunya gimana karena itu timnya mereka. Dan dengan berat
hati akhirnya Tala yang harus keluar dari tim A, bukan gak ikut lomba, tapi
dipindah ke B karena kita tahu sebetulnya Tala punya potensi sama besar dan
bagus kayak Fiqi (malah mungkin lebih, makanya Tala yang kita pindahin ke B
buat memperkuat di B). Dan karena Tala di pindah ke tim B, akhirnya harus ada
orang yang dikeluarin dari tim B, aku gatau gimana cerita yang jelas waktu itu
akhirnya yang keluar adalah Ruth dan Puja dengan keinginan sendiri.
Akhirnya, setelah latihan intensif
selama beberapa minggu, kita bakal menghadapi juga perlombaan LCC 4 Pilar MPR
RI Tingkat Kota 2015 dan target kita memang harus juara 1 dan 2 lagi kaya tahun
kemaren. Jadi, sehari sebelum lomba itu kita mutusin buat belajar bareng di
rumah Bella dari pagi sampai malam, ngatur stategi, dan gimana-gimanya buat
besok. Saat itu sebetulnya kita juga capek banget, karena musti belajar
ngehafalin ini itu dan musti hafal hari itu juga semua materi yang belum hafal.
Terus juga latihan buat yel-yel dan bayangin aja ada 10 kepala berbeda di situ,
mutusin mau pakai lagu apa aja itu susahnya minta ampun kalau gak ada yang mau
ngalah. Pas dari sore sampai malam itu hujan juga, jadinya jalan basah dan
harus pelan-pelan bawa motornya pas pulang dari rumah Bella sekitar jam 8 malam
karena hujannya baru berhenti. Itu juga masih ada rintik-rintik gitu sih. Cuma
berdoa aja semoga besoknya kita pada gak sakit.
Pas besoknya lomba, tepatnya tanggal 1
dan 2 April 2015, semuanya kita Tim A dan B jalaninnya lancar karena semua
materi yang diperlombakan udah pernah kita pelajari dengan matang pas kita
latihan di rumah Bella kemarinnya. Dan gak ada sesi lomba yang terlalu berkesan
sih saat lomba tingkat kota, mungkin karena persiapan kita udah matang banget,
jadi kita ngerasanya santai aja, gak tegang atau gimana-gimana pas lomba. Kita
cuma agak sedih aja sih, karena pas lomba, semua sekolah pada neriakin nama
lawan kita. Siapapun itu, pasti mereka dukung lawan kita. mungkin karena kita
udah menang tahun kemaren jadi bawaannya sensi. Padahal kita gak pernah sinis
atau gimana-gimana ke anak sekolah lain. Waktu MC bacain soal dan kita udah
pencet bel sebelum soalnya selesai dibacain, sekolah lain pada bilang kalau
sekolah kita curang. Beli soal dan lain-lain. Padahal, kita bisa mencet bel
duluan karena udah bisa nebak arah soalnya kemana, karena kita udah sering
banget latihan. Contohnya Shelva, dia sampai belajar buat baca gerak mulut
orang supaya pas kita mencet bel duluan kita tetep bisa nebak ini kira-kira MC
mau ngomong kata apa selanjutnya, ya? Dan dia latihan buat kayak gitu gak
sebentar, butuh waktu lama dan harus diulang-ulang latihannya supaya nebaknya
pas. Dan saat anak-anak sekolah lain pada keluar buat beli makan atau yang
lainnya saat tim lain lagi lomba, kami tetap di dalam ruangan, nonton semua
babak dan catat soal apa aja yang sudah dikeluarin. Jadi kalau misalnya pasal 1
ayat (1) dan (2) UUD 1945 udah tanyain di babak sebelumnya, pas giliran kami
lomba MC baru nyebutin “Sebutkan pasal 1...” kami udah bisa mencet bel karena
yang ditanya udah pasti pasal 1 ayat (3) (fyi, pasal 1 UUD 1945 itu cuma ada 3
ayat jadi pilihannya udah pasti pasal 1 ayat (3) karena ayat (1) dan (2) udah
ditanyain sebelumnya). Dan kok bisa mereka mikir kami curang? Rasanya sedih aja
apalagi yang judge kami curang itu
bukan cuma murid-muridnya tapi juga gurunya. Malah terkadang mereka yang
curang, kami udah jawab misalnya, terus kalau ada yang gagap sedikit aja,
padahal jawabannya bener tapi karena jawabnya gagap (mungkin karena kami udah
kebanyakan ngehafal jadi kadang ada hafalan yang kesambung ke hafalan lain tapi
udah diklarifikasi dan ngulang jawaban jadi bener) tetep aja para guru sekolah
lain yang protes dan akhirnya jawaban kami disalahin. Dan begitu dilempar ke
tim lain, sebetulnya dia cuma ngulang jawaban kami aja, tapi lancar dan jadi
dibenerin. Di sini kami sedihnya bukan cuma karena dicurangin, tapi karena
orang yang mencurangi kami adalah orang-orang yang sesungguhnya berpendidikan
tapi hanya sebatas ijazahnya aja. Katanya guru, tapi mengajarkan ke anak
muridnya kalau lebih baik menang dengan curang daripada kalah dengan terhormat.
Dan anak-anak muridnya yang tadinya kami pikir harusnya berpikiran lebih
terbuka dan gak kolot ternyata juga menghujat kami lewat media sosial. Padahal
banyak diantara mereka yang anak debat, orang-orang yang harusnya berpikiran
terbuka. Bahkan ada juga anak yang pertukaran pelajar, tapi kok gak bisa nerima
kekalahan dengan menghujat orang lain? Bukannya intropeksi diri seperti yang
kami lakukan saat kami kalah di Provinsi tahun lalu. Kalau diantara kalian ada
yang baca ini, harusnya kalian berpikir rasional, kalau kami beli soal lomba
dari dinas kenapa tahun kemaren kami kalah coba? Harusnya kami sudah jadi juara
1 nasional dari tahun kemarin.
Yang lebih menyedihkannya lagi, masalah
menghujat di media sosial itu bukan cuma ngatain kami aja, tapi seluruh anak
smada bahkan sampai ke alumni-alumninya. Ada teman kami yang digangguin di
lampu merah karena dia ketahuan anak smada dari seragam yang dia pakai, bahkan
mereka sampai bawa-bawa masalah UN katanya sekolah kami gak berani UN CBT
karena takut gak bisa nyontek padahal itu karena sekolah kami masih kekurangan
dana. Yang lebih menyedihkan lagi mereka menghujat kami lewat media sosial
Secret yang membuat kami gak pernah tahu siapa aja tepatnya yang sudah
menghujat kami.
Yah, tapi syukurnya mau dicurangin kayak
mana juga tetep aja sekolah kita kembali menyabet juara 1 dan 2. Dan buat
yel-yel kita dapat juara 2 setelah tahun sebelumnya kita dapat juara 1. Tapi,
juara 1 yel-yel yang tahun ini bener-bener keren sih. Mereka kreatif banget dan
anggotanya cowok semua jadi kayak boyband wkwkwk. Sampai ketemu di LCC 4 Pilar MPR RI Provinsi 2015.
Ini foto setelah pengumuman juara. (SMAN 3 PKY, SMAN 2 PKY A, SMAN 2 PKY B)