Menu

Fashion Trendy
  • Drop Down

    • Abstract
    • Model
    • Techo
    • Options
  • Photography Pictures Product

    Drop Menu

    • Crystal
    • Digital
    • Graphs
    • Settings
  • Menu

    Fairynas

    Saat segalanya masih berada di ujung pena

    • Home
    • Digital Art
      • Pics
        • SEO 1
        • SEO 2
      • CSS
        • CSS 1
        • CSS 2
        • CSS 3
        • CSS 4
        • CSS 5
      • Jquery
        • Jquery 1
        • Jquery 2
    • Fashion
      • Product 1
        • Sub Item
        • Sub Item
      • Product 2
        • Sub Item
        • Sub Item
    • Photography
    • Design
    Go
    Home » lcc 4 pilar » lcc mpr ri » lomba cerdas cermat » LCC 4 Pilar MPR RI Tingkat Kota 2015

    LCC 4 Pilar MPR RI Tingkat Kota 2015


                Hai... Apa kabar semua? Kali ini aku mau cerita tentang pengalamanku mengikuti LCC 4 Pilar MPR RI tingkat Kota Palangka Raya 2015. Sebelumnya, aku mau jelasin dulu apa itu LCC 4 Pilar MPR RI. LCC 4 Pilar MPR RI itu sendiri adalah lomba yang diadakan oleh MPR RI sebagai salah satu sarana pemasyarakatan nilai-nilai 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 1945, dan NKRI) di kalangan remaja. Dengan diselenggarakannya lomba ini, mereka berharap kalau anak muda di Indonesia sekarang akan lebih mengerti tentang 4 Pilar dan menghargai negaranya. Bisa dibilang kalau ini adalah salah satu langkah penanaman rasa nasionalisme juga, soalnya kita bakal belajar banyak hal tentang hukum dan politik yang pastinya bakalan bikin kita berpikir lebih kristis menyangkut permasalahan negara. Dan maksud lainnya, mungkin, mencari bibit baru buat jadi anggota DPR, DPD, DPRD, MPR, MA, MK, dsb.
                Hmm... berat, ya? Gak cuma juga, kok. Kalau dijalani malah asik banget. Kita jadi ngerti gimana tata cara pengangkatan presiden, tugas MA, MK, ataupun KY, wewenang DPR, DPD, dan DPRD, serta banyak hal lainnya. Memperlajari hal ini juga jadi buat kita tahu, kalau ada suatu permasalahan, kira-kira lembaga yang mengatasinya lembaga apa, sih? Bukan malah kalau ada masalah dikit-dikit langsung ke Presiden. Intinya, pemikiran kita jadi lebih terbuka. Jadi gak malu-maluin, nuduh DPR harusnya begini begitu, padahal hal itu bukan tugasnya DPR. hehehe...
                Oke, lanjut. Jadi, ini lombanya cuma mengupas tentang 4 Pilar MPR RI? Jawabannya, enggak. Kan nama lombanya 4 Pilar MPR RI, jadi kita juga belajar segala sesuatu tentang MPR, kebudayaan RI (kayak lagu, pahlawan, rumah adat, dll), berita masa kini, dsb.
    Tahapan satu babak perlombaan ini ada tiga, yaitu tematik, benar-salah, dan satu lawan satu. Kita mulai dari tematik, pada babak ini, setiap tim (satu tim sepuluh orang dan setiap babak akan ada tiga tim) akan mendapat satu soal uraian yang dapat dijawab oleh semua anggota tim selama tiga menit. Soalnya macam-macam, pada tahun 2012-2014, kebanyakan soal yang keluar adalah TAP MPR, makna salah satu pasal UUD 1945, atau hal-hal lain yang sistemnya harus menghafal. Tapi, untuk tahun 2015, sistem ini sudah berubah. Jadi, pertanyaan yang keluar adalah seputar permasalahan yang dihadapin Indonesia saat itu dan bagaimana kamu menghadapinya secara kontra/pro tergantung hasil undianmu. Contohnya, salah satu masalah yang pernah heboh di Indonesia sekitar pertengahan tahun 2015 adalah penenggelaman kapal asing ilegal di perairan Indonesia. Nah, kalau dapat undian kontra, kamu harus jelasin kenapa kita sebaiknya gak melakukan hal itu dan apa solusi lainnya kalau gak harus ditenggelamkan. Begitu juga sebaliknya. Lebih bagus lagi kalau kamu nambahin dasar hukum kenapa pendapat kamu itu lebih bijaksana untuk dilakukan (misalnya, pasal UUD 1945). Pokoknya, sejenis debat gitu, deh. Jadi, buat babak ini, kamu harus banyak-banyak baca berita, mikir cepet, dan pinter ngomong. Selanjutnya, babak benar-salah, dibabak ini MC bakal mengajukan suatu pernyataan dan tugas kita cuma mentuin pernyataan itu benar atau salah. Cara nentuin benar/salahnya bisa pakai bendera atau voting pad, tergantung ketersediaan alat di daerah kalian. Babak ini kelihatannya agak mudah, ya? Padahal enggak sama sekali. Kita harus bener-bener fokus sama apa yang dibilang sama MC-nya dan gak boleh nyontek sama temen satu tim sendiri. Kalau ketahuan, nilainya bakal gak dihitung. Pernyataan yang keluar dibabak ini biasanya selalu ada dibuku (TAP MPR, makna pasal, pengertian istilah kayak apa artinya otonomi daerah, dll) jadi tinggal banyakin baca dan dipahami bener-bener aja apa maksudnya, soalnya beda satu kata aja makna suatu pernyataan bakal beda banget, contohnya warga negara dan penduduk, sekilas sama aja padahal artinya beda (buka UUD 1945, deh, pasal 26 ayat (1) dan (2)). Nah, yang terakhir sekaligus yang menentukan, babak satu lawan satu. Pada babak ini, satu persatu anggota tim harus maju ke podium dan rebutan menjawab soal yang dibacakan oleh MC. Sulitnya adalah karena lagi-lagi kita harus menjawab sendiri dan gak boleh bekerja sama dengan tim. Soal pada babak ini hampir sama kayak babak benar-salah, cuma format pernyataannya diubah ke pertanyaan. Babak ini disebut jadi babak penentuan karena poinnya paling besar. Poin buat tematik adalah 0-25, sedangkan buat benar salah (10 soal) itu dihitung dari banyaknya jumlah anggota tim yang jawab tepat, misal yang jawab tepat ada 8 maka poinnya 8 dan setiap tim bisa dapat nilai yang sama pada babak tematik maupun benar-salah. Sedangkan buat babak satu lawan satu, setiap soal (totalnya 10) hanya boleh dijawab oleh satu tim, kecuali salah, bakal dilempar ke tim lain tapi hanya untuk satu kali pengulangan. Poin benar 10 dan salah -5.
                Nah, itu dia sekilas (sekilas banget, ya? Wkwkwk) tentang LCC 4 Pilar MPR RI. Selanjutnya kita beralih ke pengalamanku kenapa sih bisa ikut lomba ini. Jadi, pencarian  murid-murid yang mau ikut lomba ini udah dimulai dari kelas satu. Awalnya, pas ulangtahun sekolah kita bulan Agustus 2013 diadain lomba LCC 4 Pilar MPR RI tingkat sekolah, tapi jelas gak serumit yang beneran sih soalnya. Waktu itu, aku sama dua orang temanku di kelas ikutan lomba ini mewakili kelas. Kita sih, awalnya cuma mau main-main aja, belajar juga enggak, jawab soal sambil ketawa-ketawi lagi. Waktu babak benar-salah juga kita cuma pake perasaan aja jawabnya. Tapi, ternyata kita berhasil masuk final di sekolah dan jadi juara harapan 1 (juara 1, 2, dan 3-nya adalah kakak kelas, jadi kita sombong dikit bolehlah, wkwk). Dari situ, kita udah mulai dilirik sama guru PKN buat ikutan lomba ini, tapi belum mulai latihan soalnya mau disaring lewat hasil ujian semester mapel PKN, dan ternyata nilaiku lumayan tinggi. Jadi, fix-lah  murid-murid yang hasil ujian semester mapel PKN bagus dipanggil buat ikut pelatihan LCC 4 Pilar MPR RI 2014. Waktu itu sekolah kita dibagi jadi dua tim, tim A dan B. Di tim A, anak kelas satunya ada aku, Winney, Tama, sama Shelva. Sedangkan kakak kelasnya ada Kak Sri sebagai ketua, Kak Rinaldo, Kak Brian, Kak Melati, Kak Kiki, dan Kak Ivana. Di Tim B, anak kelas satunya ada Bella, Beky, Dila, Puput, sama Rara. Sedangkan kakak kelasnya ada Kak Said, Kak Andri, Kak Kurnia, Kak Alfia, dan Kak Arsil. Tahun 2014, kita berhasil jadi juara 1 dan 2 LCC 4 Pilar MPR RI tingkat Kota Palangka Raya. Tapi... waktu kita melaju ke tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (yang dikirim ke Provinsi juara 1 dan 2), dua tim dari SMAN 2 Palangka Raya sama-sama gugur. Sedih banget waktu itu, soalnya kita gugur pas di babak penyisihan, kalau di semifinal mending dikitlah. Waktu timku gak lolos, aku biasa aja, sih. Cuma waktu itu aku sama Shelva udah gak niat ngapa-ngapain. Kita berdua bahkan malas buat ganti baju seragam pas udah sampai di hotel. Bahkan, waktu kakak kelas kita mencoba ngehibur kita dengan ganti channel TV ke acara Stand Up Comedy, aku sama Shelva gak ada ketawa sama sekali. Entah karena kita lagi sedih atau memang itu pesertanya gak lucu, wkwkwk. Anehnya, aku justru nangis pas tim B yang gak lolos. Mungkin karena waktu timku kalah, kita gak ada yang nangis. Jadi, aku juga biasa aja. Sedangkan pas tim B yang gak lolos, banyak anggota tim B yang nangis jadi aku rada kebawa suasana kali, ya. Apalagi pas denger Kak Alfia nelepon mamahnya sambil nangis. Dari situ kita (anak-anak kelas 10) bertekad kalau tahun depan (2015) kita musti lolos ke Nasional.
                Akhirnya, pas bulan januari 2015, kita mulai cari bibit baru pengganti kakak kelas buat ikut LCC. Waktu itu tesnya adalah menghafal pasal 1-7C UUD 1945 sampai akhirnya terpilihlah 12 anak yang nilainya paling tinggi (sebetulnya, awalnya kita cuma cari 11 anak, tapi berhubung Rara mengundurkan diri dengan alasan fokus sekolah, jadinya ditambah menjadi 12). Anak-anak itu adalah Fiqi, Tala, Friska, Mita, Yoan, Elizabeth, Farid, Puja, Ruth, Nindya, Tritunggal, dan Ersa. Kembali lagi, kita dibagi jadi dua tim. Tim A ada aku, Shelva, Tama, Winney, Bella, Beky, Dilla, Puput, Fiqi, dan Tala. Sedangkan tim B-nya ada Friska, Mita, Yoan, Elizabeth, Farid, Puja, Ruth, Nindya, Tri, dan Ersa. Banyak banget, ya? Kebayang dong, kalau kita ngumpul itu ributnya kayak gimana? Wkwk.
    Pada awalnya, timnya kita emang ada 10 orang tapi karena ada kebijakan baru dari pusat (MPR RI) akhirnya satu tim jadi 9 orang aja dan waktu itu jujur rasanya berat banget buat milih siapa yang harus dikeluarin. Pilih buat yang dikeluarin dari tim A waktu itu adalah Fiqi dan Tala, karena mereka berdua masih anak kelas X. Tapi sedangkan buat tim B kita serahin ke mereka maunya gimana karena itu timnya mereka. Dan dengan berat hati akhirnya Tala yang harus keluar dari tim A, bukan gak ikut lomba, tapi dipindah ke B karena kita tahu sebetulnya Tala punya potensi sama besar dan bagus kayak Fiqi (malah mungkin lebih, makanya Tala yang kita pindahin ke B buat memperkuat di B). Dan karena Tala di pindah ke tim B, akhirnya harus ada orang yang dikeluarin dari tim B, aku gatau gimana cerita yang jelas waktu itu akhirnya yang keluar adalah Ruth dan Puja dengan keinginan sendiri.
    Akhirnya, setelah latihan intensif selama beberapa minggu, kita bakal menghadapi juga perlombaan LCC 4 Pilar MPR RI Tingkat Kota 2015 dan target kita memang harus juara 1 dan 2 lagi kaya tahun kemaren. Jadi, sehari sebelum lomba itu kita mutusin buat belajar bareng di rumah Bella dari pagi sampai malam, ngatur stategi, dan gimana-gimanya buat besok. Saat itu sebetulnya kita juga capek banget, karena musti belajar ngehafalin ini itu dan musti hafal hari itu juga semua materi yang belum hafal. Terus juga latihan buat yel-yel dan bayangin aja ada 10 kepala berbeda di situ, mutusin mau pakai lagu apa aja itu susahnya minta ampun kalau gak ada yang mau ngalah. Pas dari sore sampai malam itu hujan juga, jadinya jalan basah dan harus pelan-pelan bawa motornya pas pulang dari rumah Bella sekitar jam 8 malam karena hujannya baru berhenti. Itu juga masih ada rintik-rintik gitu sih. Cuma berdoa aja semoga besoknya kita pada gak sakit.
    Pas besoknya lomba, tepatnya tanggal 1 dan 2 April 2015, semuanya kita Tim A dan B jalaninnya lancar karena semua materi yang diperlombakan udah pernah kita pelajari dengan matang pas kita latihan di rumah Bella kemarinnya. Dan gak ada sesi lomba yang terlalu berkesan sih saat lomba tingkat kota, mungkin karena persiapan kita udah matang banget, jadi kita ngerasanya santai aja, gak tegang atau gimana-gimana pas lomba. Kita cuma agak sedih aja sih, karena pas lomba, semua sekolah pada neriakin nama lawan kita. Siapapun itu, pasti mereka dukung lawan kita. mungkin karena kita udah menang tahun kemaren jadi bawaannya sensi. Padahal kita gak pernah sinis atau gimana-gimana ke anak sekolah lain. Waktu MC bacain soal dan kita udah pencet bel sebelum soalnya selesai dibacain, sekolah lain pada bilang kalau sekolah kita curang. Beli soal dan lain-lain. Padahal, kita bisa mencet bel duluan karena udah bisa nebak arah soalnya kemana, karena kita udah sering banget latihan. Contohnya Shelva, dia sampai belajar buat baca gerak mulut orang supaya pas kita mencet bel duluan kita tetep bisa nebak ini kira-kira MC mau ngomong kata apa selanjutnya, ya? Dan dia latihan buat kayak gitu gak sebentar, butuh waktu lama dan harus diulang-ulang latihannya supaya nebaknya pas. Dan saat anak-anak sekolah lain pada keluar buat beli makan atau yang lainnya saat tim lain lagi lomba, kami tetap di dalam ruangan, nonton semua babak dan catat soal apa aja yang sudah dikeluarin. Jadi kalau misalnya pasal 1 ayat (1) dan (2) UUD 1945 udah tanyain di babak sebelumnya, pas giliran kami lomba MC baru nyebutin “Sebutkan pasal 1...” kami udah bisa mencet bel karena yang ditanya udah pasti pasal 1 ayat (3) (fyi, pasal 1 UUD 1945 itu cuma ada 3 ayat jadi pilihannya udah pasti pasal 1 ayat (3) karena ayat (1) dan (2) udah ditanyain sebelumnya). Dan kok bisa mereka mikir kami curang? Rasanya sedih aja apalagi yang judge kami curang itu bukan cuma murid-muridnya tapi juga gurunya. Malah terkadang mereka yang curang, kami udah jawab misalnya, terus kalau ada yang gagap sedikit aja, padahal jawabannya bener tapi karena jawabnya gagap (mungkin karena kami udah kebanyakan ngehafal jadi kadang ada hafalan yang kesambung ke hafalan lain tapi udah diklarifikasi dan ngulang jawaban jadi bener) tetep aja para guru sekolah lain yang protes dan akhirnya jawaban kami disalahin. Dan begitu dilempar ke tim lain, sebetulnya dia cuma ngulang jawaban kami aja, tapi lancar dan jadi dibenerin. Di sini kami sedihnya bukan cuma karena dicurangin, tapi karena orang yang mencurangi kami adalah orang-orang yang sesungguhnya berpendidikan tapi hanya sebatas ijazahnya aja. Katanya guru, tapi mengajarkan ke anak muridnya kalau lebih baik menang dengan curang daripada kalah dengan terhormat. Dan anak-anak muridnya yang tadinya kami pikir harusnya berpikiran lebih terbuka dan gak kolot ternyata juga menghujat kami lewat media sosial. Padahal banyak diantara mereka yang anak debat, orang-orang yang harusnya berpikiran terbuka. Bahkan ada juga anak yang pertukaran pelajar, tapi kok gak bisa nerima kekalahan dengan menghujat orang lain? Bukannya intropeksi diri seperti yang kami lakukan saat kami kalah di Provinsi tahun lalu. Kalau diantara kalian ada yang baca ini, harusnya kalian berpikir rasional, kalau kami beli soal lomba dari dinas kenapa tahun kemaren kami kalah coba? Harusnya kami sudah jadi juara 1 nasional dari tahun kemarin.
    Yang lebih menyedihkannya lagi, masalah menghujat di media sosial itu bukan cuma ngatain kami aja, tapi seluruh anak smada bahkan sampai ke alumni-alumninya. Ada teman kami yang digangguin di lampu merah karena dia ketahuan anak smada dari seragam yang dia pakai, bahkan mereka sampai bawa-bawa masalah UN katanya sekolah kami gak berani UN CBT karena takut gak bisa nyontek padahal itu karena sekolah kami masih kekurangan dana. Yang lebih menyedihkan lagi mereka menghujat kami lewat media sosial Secret yang membuat kami gak pernah tahu siapa aja tepatnya yang sudah menghujat kami.
    Yah, tapi syukurnya mau dicurangin kayak mana juga tetep aja sekolah kita kembali menyabet juara 1 dan 2. Dan buat yel-yel kita dapat juara 2 setelah tahun sebelumnya kita dapat juara 1. Tapi, juara 1 yel-yel yang tahun ini bener-bener keren sih. Mereka kreatif banget dan anggotanya cowok semua jadi kayak boyband wkwkwk. Sampai ketemu di LCC 4 Pilar MPR RI Provinsi 2015.

    Ini foto setelah pengumuman juara. (SMAN 3 PKY, SMAN 2 PKY A, SMAN 2 PKY B)

    Hilda Febrina
    Add Comment
    lcc 4 pilar lcc mpr ri lomba cerdas cermat
    Minggu, 01 Mei 2016

    facebook

    twitter

    google+

    fb share

    About Hilda Febrina

    Related Posts
    < Previous Post Next Post >

    Blog Archive

    • ►  2021 (1)
      • ►  Maret (1)
    • ▼  2016 (3)
      • ►  November (1)
      • ▼  Mei (1)
        • LCC 4 Pilar MPR RI Tingkat Kota 2015
      • ►  Januari (1)
    • ►  2015 (5)
      • ►  Desember (2)
      • ►  Januari (3)
    • ►  2014 (1)
      • ►  Desember (1)
    Diberdayakan oleh Blogger.

    Labels

    • 3 bintang
    • Essai
    • Hari Primata Indonesia
    • Indonesian Primate Day
    • New Authors Reading Challenge 2015
    • Novel
    • OuTrop
    • Penulis
    • Profauna
    • Review
    • contoh essai
    • fantasi
    • fantasy
    • jadi anggota dpr
    • lcc 4 pilar
    • lcc mpr ri
    • lomba
    • lomba cerdas cermat
    • medspin 2015
    • medspin fk unair
    • parlemen remaja 2015
    • pengalaman
    • rayon banjarmasin

    Mengenai Saya

    Foto saya
    Hilda Febrina
    Berpikir seperti proton, bersikap seperti neutron, dan terlihat seperti elektron. Begitulah hidup.
    Lihat profil lengkapku

    TWITTER

    Tweets by @Fairynas

    Social Share

    Facebook  Twitter  Instagram

    Weekly Posts

    • Contoh Essai Parlemen Remaja
      Haiii... Aku kembali nih, kali aku mau publish essai aku yang aku ikutkan ke ajang Parlemen Remaja 2015 kemarin. Jadi, tadi pagi ada sala...
    • Medspin FK UNAIR 2015: Part 1
      Medspin ( Medical Science and Application Competition) adalah olimpiade kedokteran yang tiap tahun diadakan oleh Universitas Airlangga....
    • Review Novel Let Go by Windhy Puspitadewi
      Judul                : Let Go Penulis              : Windhy Puspitadewi Penerbit            : Gagasmedia Tahun Terbit     : 200...
    • Review Novel Fairish by Esti Kinasih
      Judul                : Fairish Penulis              : Esti Kinasih Penerbit            : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit  ...
    • Medspin FK UNAIR 2015: Part 2
      Medspin FK UNAIR 2015: Part 2             Hai, guys ...’-‘)/  Setelah sebelumnya aku udah cerita tentang pengalamanku ikut babak penyisi...
    • Review Novel HEX HALL #1 by Rachel Hawkins
      Judul                : HEX HALL Penulis              : Rachel Hawkins Penerjemah       : Dina Begum Penerbit            : Ufuk P...
    • LCC 4 Pilar MPR RI Tingkat Kota 2015
                  Hai... Apa kabar semua? Kali ini aku mau cerita tentang pengalamanku mengikuti LCC 4 Pilar MPR RI tingkat Kota Palangka Raya...
    • Alasan Mengapa Kita Harus Turut Melestarikan Orangutan
             Beberapa minggu lalu, tepatnya tanggal 16 Januari 2016, seorang teman berkata kepada saya, “Kenapa juga kita harus turut melestar...
    • First, Second, and Third
      "Selalu ada kali pertama untuk segalanya."     Sudah enggak asing sama kalimat di atas, kan? Entah siapa orang yan...
    • Untuk Arsip
       

    Like us On Facebook

    link hidup tidak akan tampil di sini!"; content[i].className = "spammer-detected"; } } } blockLinks('comment_block', 'p'); //]]>